http://iwan.personal.blogspot.com/

Kamis, 13 Juni 2013

Premature Children's Story....

Terlahir sebagai seorang prematur bukanlah keinginan setiap insan, tapi inilah kenyataan yang terjadi pada diri saya. Terlahir prematur dengan usia kandungan delapan bulan, sangat jarang bayi lahir dengan usia kandungan delapan bulan. Saya sering mendengar kebanyakan bayi lahir dengan usia kandungan tujuh bulan, dan kebanyakan orang bilang usia kandungan tujuh bulan itu terbilang lebih tua dibandingkan dengan usia kandungan delapan bulan. Saya tidak tahu mengapa bisa begitu dan dalam ilmu kedokteran juga membenarkan hal itu walau pada umumnya usia kandungan itu adalah sembilan bulan bahkan kadang kala ada yang melebihi itu. Saya lahir pada 30 september 1988 kurang lebih 25 tahun yang lalu dikisaran. Selang waktu berlalu akupun tumbuh dewasa sampai saat ini aku masih bisa menikmati hidup yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa.....

Kehidupanku sebagai anak yang terlahir prematur memang tak ada bedanya dengan mereka yang terlahir tidak dalam kategori prematur, tapi satu yang membuatku beda dengan mereka adalah daya tahan tubuhku yang lemah dibanding teman-teman dan bahkan dengan saudara kandungku sendiri. Aku adalah anak yang mudah sakit dan tidak bisa terlalu lelah, hal yang tak pernah kupercaya tapi terjadi selalu pada diriku. Suatu ketika aku kehujanan walau hanya sebentar tapi aku langsung jatuh sakit, aku pikir ini hanya kebetulan saja. Satu kali, dua kali, tiga kali hal ini terjadi aku belum menyadari sampai berkali-kali hal ini terjadi aku baru menyadari bahwa aku tidak bisa kehujanan. Tidak sampai disitu saja kelemahan yang ku miliki sampai suatu hari matahari begitu terik menyengat tubuh, sesampai dirumah aku merasakan pusing dan jatuh sakit, hal ini juga terjadi berulang-ulang kali. Dari sini aku baru menyadari bahwa aku memiliki daya tahan tubuh yang lemah, tidak bisa kehujanan, kepanasan dan bahkan kelelahan. Pernah dikala aku sakit dan pergi untuk berobat bersama orang tuaku petugas kesehatan yang memeriksaku mengatakan anak bapak/ibu tidak apa-apa cuma kelelahan saja, istirahat yg cukup besok juga sembuh. Tapi aku tidak mau mengeluh dan melihatkan kelemahanku pada orang lain, aku mencoba tegar dihadapan semua orang dan tidak mau menyusahkan banyak orang tidak terkecuali orang tua dan keluargaku sendiri. Pernah aku mendengar opini dari orang-orang mengatakan bahwa anak yang terlahir prematur delapan bulan itu bisa menjadi orang yang sangat pintar sekali tetapi bisa juga menjadi anak yang bodoh sekali lain dengan anak pada umumnya tapi tidak denganku, aku merasa berada diantara keduanya. Ada juga yang bilang anak seperti ini jarang yang hidup tapi Alhamdulillah itu tidak berlaku padaku, puji syukurku kepada Allah ta'ala karena telah memberiku kehidupan yang begitu istimewah bagiku. Ada juga seorang nenek-nenek yang bilang padaku kalau semua itu adalah bawaan lahir prematurku tapi aku tak pernah menanggapi serius tentang semua argumen orang-orang tentang diriku, walau kadang kala tetap menjadi beban pikiranku.

Suatu hari aku diajak ayah pergi kekebun untuk membantunya bekerja, setiap pulang dari kebun aku selalu jatuh sakit dan pada saat itu ayah dan keluargaku juga belum tahu kelemahan yang aku miliki. Tak lama waktu berlalu melihat aku selalu sakit, tiba-tiba ayah mengeluarkan argumen yang membuat aku tertekan batin. Dia berkata "iwan ini kayak anak orang kaya aja, kena panas sedikit gak bisa pasti sakit, kena hujan sedikit juga gak bisa pasti sakit, gak bisa bantu orang tua sedikitpun nanti sampai dikebun sakit terus tidur dibawah pohon sawit", dan kata-ka itu tidak hanya keluar dari ayahku saja tetapi juga dari orang lain. Ayah juga pernah membanding-bandingkan aku dengan orang lain, memang pada saat itu keluargaku tidak bisa menerima keadaanku mereka berpikir itu hanya alasanku saja tapi tidak dengan ibuku yang selalu mengerti aku apa adanya. Pernah pada saat aku terpojok pada argumen-argumen yang dikeluarkan keluargaku kecuali ibu, aku berkata kalian tidak merasakan apa yang aku rasakan coba seandainya kalian bisa merasakan pasti akan berkata hal yang sama denganku ucapku sambil menahan tangis. Tapi seiring waktu berjalan semua keluargaku menyadari dan menerima kekuranganku. Memang cukup merepotkan jikalau aku sakit paling tidak butuh waktu maksimal tiga hari untuk sembuh. Karena aku sadar akan kelemahanku aku tak pernah sekolah jauh dari orang tua apalagi sampai tinggal dikos-kosan tapi tidak bagi abang dan adik-adikku, sampai tiba saat aku duduk dibangku kuliah aku baru memberanikan diri untuk tinggal berpisah dengan orang tua da hidup sebagai anak kos. Awalnya aku tidak bisa tapi aku paksakan demi cita-cita sampai aku mulai terbiasa hidup mandiri tidak lagi sebagai anak mami atau anak yang manja.

Terlepas dari itu semua aku juga tidak suka dengan beberapa sayuran seperti ikan tongkol, ikan patin kecuali digoreng kering, terong, rimbang, pare, udang, kerang dan beberapa lainnya yang membuatku menjadi orang yang pilih-pilih ketika hendak makan, aku tidak bisa makan sembarangan. Waktu dirumah ketika ibu memasak sayuran yang tak kusukai beliau selalu membuatkanku sayur sendiri tapi kalau beliau sedang lelah beliau cuma berkata "mau makan kalau gak mau jangan dimakanlah wan",akhirnya aku membuat makanan sendiri. Tapi kali ini aku hidup sendiri diperantauan yang memaksaku harus lebih mandiri dan mampu melakukan semua itu tanpa bantuan orang lain. Aku ingin tunjukkan pada mereka disana bahwa aku tidak akan kalah melawan kelemahanku itu dan itu terbukti sekarang aku jadi lebih kuat dengan semua ini. Aku yakin kelemahanku adalah keindahan yang diberikan Allah s.w.t jadi aku bisa mensyukuri itu semua semoga menjadi berkah dalam hidupku amin yaa robbal alamin.......